Guys, sering mendengar keluhan dari teman kita tentang boss nya? Atau bahkan kita sendiri yang ternyata sering mengeluh tentang boss kita ke teman-teman kita karena sifat-sifat negatifnya? Tenang, jangan khawatir, sumpah itu wajar sekali kok. Cuma mungkin yang perlu diperhatikan saat bercerita, kepada siapa dulu kita bercerita tentang boss kita. Kalau misalnya orang tersebut "satu aliran" sama boss kita yang ada bahaya. Hahaha.
Oke, mari kita mulai pembahasan kali ini. Gue akan bikin sederhana dan engga jelimet. Tujuannya satu, agar kita bisa mengambil pelajaran. Ceileh, kayak apaan aja nih tujuan penulisan. Haha. Tapi, serius gue pengen sharing sama kalian tentang hal ini. Ada beberapa cerita yang tentu gue samarkan tokohnya ya, karena kalau gak disamarkan bahaya.
Si A, cerita sama gue kalau punya bos yang gak ridho kalau dia balik on time jam 5 sore. Menurut bossnya, kalau kita pulang jam 5 sore itu artinya gak produktif alias gak kerja. Padahal si A cerita selama dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore dia fokus sama kerjaannya. Tiap kali ada kerjaan gak pernah lewat deadline dan dia selalu memberikan improvement untuk timnya, cuma karena dia sering banget pulang on time dia dianggap gak kerja. Gila gak? Mmm, tunggu dulu.
Si B, cerita sama gue kalau punya boss yang gak pernah backup ketika ada masalah. Suatu ketika, dia kena audit yang sebenarnya itu kerjaan orang yang sebelumnya, tapi karena saat itu si B yang pegang jabatannya, maka si B yang harus bertanggungjawab untuk melakukan klarifikasi. Harapan si B dia akan dapat backup dari boss nya, karena kalau si B yang bilang cuma bakal dianggap angin lalu, masalahnya yang dia hadapi adalah Direktur cuy! Tapi, si B malah dijontrongin dengan alibi,"Masa hal kayak gini aja saya harus turun?", si B hanya menelan ludah dan, "Lah itu kan tugas lu sebagai atasan gue," cuma dia utarakan dalam hati saja. Gila ya? Haha.
Mau tau cerita si C? Ini lebih gokil lagi karena bicara tentang "senioritas". Si C ini merasa dirinya lebih punya kapabilitas dibandingkan boss nya, setiap kali ada permasalahan si C selalu menyumbang solusi yang akhirnya dipakai oleh Manajemen, sayangnya si boss tidak bicara bahwa solusi itu adalah dari si C, dan mengatakan bahwa solusi tersebut merupakan buah pikirnya. Tidak ada kesempatan karir dan hidupnya semakin "gila" si C akhirnya mengundurkan diri dan membuka usaha catering yang sekarang omsetnya melebihi gaji bulanan dia.
Sampai disini negatif mulu ya? Haha, tenang guys. Gue juga bakal kasih pengalaman teman-teman gue yang punya boss yang "cihuy".
Si D, bekerja di salah satu company gede di Jakarta, punya boss perempuan yang super duper keibuan. Si boss yang sangat pengertian menurutnya. Si boss yang gak pernah curigaan dan menaruh kepercayaan tinggi kepada tim di bawahnya. Jadi, si C ini sering kali mengajukan cuti, alasannya adalah karena ia harus mengantarkan Ibunya untuk berobat 2 minggu sekali, belum kalau tiba-tiba drop yang mengharuskan si D pulang lebih awal. Bukannya menyoroti si D yang sering izin, si boss justru selalu menyarankan untuk menjaga Ibu terlebih dahulu. Bukan tidak profesional, tapi disini si boss mengerti mana soal prioritas. Toh si D ini secara produktifitas dan performance memang "oke". Tipe boss kayak gini emang sangat langka dan cihuy deh pokoknya.
Satu lagi ya, si E cerita kalau punya boss loyal banget sama tim. Kalau abis kerja sering banget ngajak nongkrong buat melepas lelah dan dia yang bayarin. Simpel? Enggak sih, karena gak semua boss bisa kayak gini. Bahkan ketika salah satu teman si E lagi punya masalah, si boss ini bener-bener bantuin sampai permasalahannya selesai. Boss yang gak pernah itung-itungan, boss yang berpedoman bahwa timnya adalah asset dan harus ia jaga. Toh, kalau timnya support tentu akan berpengaruh pada pencapaiannya divisinya.
Masih mau cerita positif? Oke, terakhir deh. Si F, cerita kalau boss nya ini adalah seorang laki-laki yang sudah berusia 50 tahun dan sangat kebapak'an. Bahkan saking dekatnya dengan timnya, tim dia sudah menganggap dia seperti Bapak sendiri, tidak sungkan untuk bertukar cerita, pun tidak sungkan untuk "minjem duit" karena si boss ini selalu ada dalam berbagai kondisi. Haha. Si boss berpedoman bahwa bekerja di kantor tidak hanya sekadar bekerja, tapi juga membangun sebuah keluarga yang nyaman. Bagaimana tidak? Dari jam 8 sampai jam 5 kita menghabiskan waktu di kantor, kalau dipiki-pikir lebih lama dibandingkan dengan waktu melek kita di rumah, ya kan? Jadi, membangun relasi dengan tim sebagai keluarga sangatlah penting.
JADI? Balik lagi ke judul artikel ini kalau boss yang baik itu adalah rezeki. Gak semua orang punya rezeki boss yang bisa pengertian sama tim di bawahnya. Boss yang bisa mendevelop dan membuat anak buahnya berkembang. Boss yang tidak ketakutan untuk tersaingi, justru si boss yang menjadi jalan pembuka anak buahnya untuk mencapai jabatan yang lebih tinggi.
Barangkali quotes tentang, "LEADER CREATE THE LEADER" itu emang bener. Gak semua boss bisa menghasilkan boss yang lain. Yang juga sama performancenya dalam bekerja. So, kalau kalian saat ini memiliki pengalaman seperti si D,E,F bersyukurlah, tapi kalau masih memiliki boss yang kayak si A,B,C mungkin ada baiknya juga kalian berpikir untuk mencari boss yang lain. Hahahaa.
Sekian!
No comments