Hujan deras, hati yang lirih.
Tapak kaki rasanya lemas, untuk beranjak menyongsong pagi.
Angin yang gagah, tampak terdengar perkasa dari balik jendela.
Sedang, wajahku sembab tanpa sisa air mata.
Aku bertanya pada bibir,
Apakah aku menjadi belenggu dalam hidupnya?
Tapi, jawaban tak kutemukan dari diriku.
Saban hari, aku berpikir
Tapi tiada yang paham aku ingin apa
Ingin bertanya, salah aku apa?
Pada gerigi rantai yang terpasang dalam motornya.
Atau, pada kap mobil yang setiap hari dibawanya.
Ingin bertanya, salah aku apa?
Pada balpoin yang tiap hari ada dikantong bajunya,
Pada tumpukkan kertas yang menggunung perkara tender atau apalah
Pada sebuah waktu yang terkadang, mengapa harus terjadi padaku?
Sebab, aku tak pernah memberinya beban
Aku pun tak memberinya risau,
Barangkali, aku yang terlalu egois
Merasa diri tidak melakukan kesalahan,
Tapi baginya akulah pangkal kesalahan itu.
Aku hanya penasaran,
Salah aku apa?
Sedang aku tak pernah menuntut hal-hal gila
Salah aku apa?
Aku tak pernah menuntut untuk lelah dalam istirahatnya
Aku belum paham, salah aku apa?
Sementara aku sibuk bertanya salah aku apa,
Dia memilih untuk diam.
Salah aku apa? Demi Tuhan, aku tidak suka abai.
Jakarta, 26 Januari 2018
Sumber gambar : http://www.publicdomainpictures.net/view-image.php?image=19963&
No comments